
Dalam studi ini, kami berkolaborasi dengan 15 organisasi dan mitra. Organisasi dan jaringan konsorsium ini berfokus pada berbagai isu sektoral yang menjadi perhatian perempuan, serta berupaya untuk mendukung perempuan desa dalam meningkatkan kemampuan, kapasitas, serta peluang yang mereka miliki.

‘Aisyiyah adalah organisasi massa perempuan otonom yang didirikan pada tahun 1917 di bawah Muhammadiyah dengan jumlah anggota antara 10 hingga 15 juta perempuan di 34 provinsi di Indonesia.
Bersama MAMPU, ‘Aisyiyah membentuk kelompok perempuan berbasis desa yang disebut Balai Sakinah’ Aisyiyah (BSA). Melalui BSA, ‘Aisyiyah mengembangkan model layanan yang mencakup penguatan kesadaran perempuan terhadap kanker serviks dan kanker payudara serta mendukung Puskesmas untuk merespons dan menangani kondisi kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Hingga akhir 2019, ‘Aisyiyah telah bekerja dengan perempuan desa untuk membentuk 433 BSA di tingkat akar rumput di 15 kabupaten. BSA memiliki lebih dari 8.000 anggota, yang dari jumlah tersebut lebih dari 1.000 perempuan telah dilatih sebagai kader, atau pengurus tingkat desa yang sering kali menjadi anggota organisasi yang diberi pelatihan tambahan untuk memfasilitasi kegiatan dan menumbuhkan keanggotaan kelompok.

BaKTI (Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia) mengumpulkan data dan informasi tentang inisiatif pembangunan di Indonesia Timur untuk mendukung organisasi-organisasi lokal di 12 provinsi.
Bersama MAMPU, BaKTI membentuk Kelompok Konstituen untuk memberikan ruang dan kesempatan untuk konsultasi dengan DPRD melalui program Reses Partisipatif. Kelompok-kelompok di tingkat desa ini juga menjalankan advokasi di desa terkait isu pembangunan yang dianggap penting bagi anggotanya. Hingga akhir tahun 2019, BaKTI telah bekerja di 85 desa, di 7 kabupaten di 5 provinsi dengan dukungan MAMPU.

BITRA (Yayasan Bina Keterampilan Pedesaan Indonesia) mengorganisasikan dan mendukung aksi kolektif akar rumput dalam isu ketenagakerjaan, dan melakukan advokasi kebijakan serta kampanye kesadaran publik di 7 kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, mendukung 107 kelompok dan 4510 anggota.
Didirikan pada 1986, BITRA telah bekerja sama dengan MAMPU sejak 2014. Selama kemitraan ini, BITRA telah mengorganisir Kelompok Pekerja Rumahan, melatih perempuan tentang hak-hak mereka, dan mendukung mata pencaharian mereka melalui Credit Union, serta menjalankan advokasi untuk pengakuan hak pekerja rumahan. Hingga akhir 2019, BITRA telah melakukan kegiatan dengan dukungan MAMPU di 4 kabupaten dan 30 desa di Provinsi Sumatera Utara dengan 31 kelompok, lebih dari 1700 perempuan pekerja rumahan, 29 Koperasi Simpan Pinjam dan 6 usaha mikro.

PERMAMPU adalah konsorsium delapan organisasi perempuan di delapan provinsi dan 34 kabupaten serta 224 desa di Sumatera (per Desember 2019).
Konsorsium bekerja untuk memengaruhi para pemimpin komunitas yang strategis—pemimpin agama, pemimpin adat, sekolah, dan pemerintah daerah—untuk mengubah norma sosial dan budaya yang membatasi perempuan untuk mengakses layanan kesehatan seksual dan reproduksi. Dengan MAMPU, PERMAMPU telah membentuk jejaring kelompok perempuan akar rumput di tingkat desa. Kelompok perempuan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas ekonomi anggota dan akses ke layanan pemerintah.

DAMAR merupakan satu organisasi perempuan anggota dari Konsorsium PERMAMPU Sumatera.
Lembaga Advokasi Perempuan DAMAR bekerja sama dengan mitra tingkat kabupatennya, FAKTA (forum yang didirikan oleh Gereja Katolik guna membagikan informasi kesehatan), di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Bersama dengan FAKTA, DAMAR menyelenggarakan pendidikan masyarakat tentang penghapusan kekerasan berbasis gender dengan laki-laki dan perempuan dari beberapa kelompok usia. Kelompok tersebut termasuk kelas remaja putri dan putra serta kelas ayah dan ibu dan dijalankan secara terpisah. Kemitraan DAMAR-FAKTA mendekati masyarakat dan menjalin hubungan yang baik dengan perempuan desa melalui organisasi korporatis negara yang telah lama berdiri, misalnya PKK dan Posyandu, yang terutama beranggotakan perempuan.
FAKTA
FAKTA didirikan oleh Gereja Katolik di Lampung, Sumatera bagian selatan pada 1980an.
Kemudian, FAKTA bermitra dengan DAMAR, satu organisasi anggota konsorsium organisasi perempuan Sumatera yang disebut PERMAMPU. FAKTA menyelenggarakan pendidikan masyarakat guna mengurangi kekerasan berbasis gender dengan laki-laki dan perempuan dari berbagai kelompok usía dan status pernikahan.
Di desa penelitian di Tanggamus, dengan mitranya DAMAR, FAKTA melakukan pemetaan sosial untuk menetapkan wilayah prioritas yang mengungkapkan kurangnya kesadaran akan hak kesehatan reproduksi perempuan. Kemitraan DAMAR-FAKTA mendekati masyarakat dan menjalin hubungan yang baik dengan perempuan desa melalui organisasi korporatis negara, misalnya PKK dan Posyandu, yang terutama beranggotakan perempuan.

FPL (Forum Pengada Layanan) adalah jejaring organisasi penyedia layanan garis depan, yang didirikan di tahun 2001 oleh Komnas Perempuan, untuk membantu perempuan korban kekerasan.
FPL bermitra dengan 112 organisasi anggota di 32 provinsi. Dengan MAMPU, FPL telah bermitra dengan organisasi lain untuk meningkatkan penerapan Sistem Peradilan Pidana Terpadu untuk Penanganan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan. Hingga akhir 2019, 20 organisasi anggota FPL telah melakukan aktivitas dengan dukungan MAMPU di 15 provinsi, 31 kabupaten dan 102 desa.
FPL dan mitranya, YABIKU (Yayasan Amnaut Bife “Kuan”) bekerja sama dengan kelompok perempuan korporatis negara yang telah lama berdiri, misalnya PKK dan KWT, untuk mengorganisir perempuan dan menjalankan aksi kolektif guna mengurangi kekerasan dalam rumah tangga dan mengubah hukuman adat untuk kasus kekerasan supaya tidak berdampak negatif terhadap perempuan. YABIKU dan FPL juga mendirikan kelompok paralegal yang mengatasi kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak dan melobi pemerintah desa untuk menyusun Peraturan Desa tentang Perlindungan Perempuan dan Anak dari Kekerasan, walaupun peraturan ini belum disahkan saat penelitian ini berjalan.
Bersama dengan mitranya Serikat Perempuan Independen (SPI) Labuhan Batu, di Sumatera Utara, FPL mendukung perempuan desa dalam kelompok SPI di tingkat desa. FPL dan SPI juga mendukung penduduk desa mendirikan forum multi-pihak gender campuran yang disebut Layanan Berbasis Komunitas di beberapa desa di Sumatera Utara. Kolaborasi antara SPI dan pemerintah desa melalui LBK menghasilkan pengesahan Peraturan Desa No.2/2018 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan di bawah UU Desa, dan dengan janji alokasi Dana Desa.

KAPAL Perempuan – Perkumpulan
Lingkaran Pendidikan Alternatif Perempuan didirikan pada tahun 2000 dan awalnya berfokus pada penanganan konflik berbasis identitas.
Dengan MAMPU, KAPAL Perempuan dan mitra subnasionalnya telah mendukung perempuan desa untuk membentuk Sekolah Perempuan di desa-desa untuk mengorganisir perempuan, berbagi pengetahuan tentang hak-hak perempuan, serta mengembangkan keterampilan kepemimpinan perempuan sehingga mereka dapat lebih aktif berpartisipasi dalam pengambilan keputusan pribadi dan publik. KAPAL juga mengembangkan tim Gender Watch untuk memantau akses perempuan ke program perlindungan sosial di tingkat desa, kabupaten dan provinsi. Secara keseluruhan, KAPAL Perempuan bekerja di 6 provinsi, dan 15 kabupaten. KAPAL
Perempuan telah mendukung perempuan desa untuk membentuk 26 kelompok Sekolah Perempuan di tingkat desa di Daerah Program yang didukung MAMPU, 55 kelompok Sekolah Perempuan di tingkat desa di Daerah Replikasi yang didukung pemerintah, 137 kelompok Sekolah Perempuan di tingkat dusun di Wilayah Program. Hingga akhir 2019, Sekolah-sekolah ini memiliki 4478 anggota di Wilayah Program, 1989 anggota di Wilayah Replikasi, dan 220 anggota Sekolah Remaja Putri di Pangkep, Gresik, Lombok Utara dan Lombok Timur.

Migrant CARE telah membangun dan membangun jejaring lokal untuk mengadvokasi perlindungan bagi pekerja migran.
Bersama MAMPU, Migrant CARE telah mengembangkan inisiatif di tingkat desa yang disebut DESBUMI (Desa Peduli Buruh Migran), yang memengaruhi terciptanya DESMIGRATIF (Desa Migran Produktif), yakni skema pemerintah nasional yang saat ini sedang diujicobakan. Hingga akhir 2019, DESBUMI telah terbentuk di 5 provinsi, melibatkan 39 kelompok, 37 desa, 1098 anggota.

PEKKA (Yayasan Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga) merupakan organisasi keanggotaan massal yang bekerja untuk memberdayakan perempuan kepala keluarga secara politik, ekonomi, dan sosial.
Didirikan pada tahun 2000, PEKKA adalah organisasi keanggotaan massal yang bekerja untuk memberdayakan perempuan kepala keluarga secara politik, ekonomi, dan sosial. Hingga akhir tahun 2019, PEKKA telah memberikan dukungan kepada perempuan desa di 20 provinsi, 87 kabupaten, 1384 desa dan kepada 3000 kelompok Pekka. Pada saat penelitian ini selesai dilaksanakan, ada 33.514 anggota aktif kelompok Pekka yang mengorganisir sekitar 68.850 perempuan kepala keluarga.
Bersama MAMPU, PEKKA telah mengembangkan Klinik Layanan Informasi dan Konsultasi (KLIK) untuk memberikan informasi dan konsultasi tentang program perlindungan sosial dan dokumen identitas kepada anggota Pekka.

Perkumpulan Panca Karsa (PPK) didirikan pada 1980an dan telah lama memusatkan pekerjaannya pada persoalan pekerja migran, melalui jejaring organisasi di kabupaten Lombok Tengah, sebelum menjalin hubungan mitra yang kuat dengan organisasi nasional Migrant CARE.
Di Lombok Tengah, PPK dan Migrant CARE mendukung penduduk desa mendirikan kelompok gender campuran DESBUMI. DESBUMI dan PPK juga mendukung perempuan desa membentuk kelompok perempuan ‘La Tansa’ (yang berarti “jangan lupa”) untuk mantan pekerja migran dan keluarga mereka.

SPI (Serikat Perempuan Independen) Labuhan Batu memusatkan pekerjaan mereka pada upaya mengurangi kekerasan berbasis gender di Labuhan Batu, di Sumatera Utara.
SPI Labuhan Batu merupakan mitra sub-nasional FPL (Forum Pengada Layanan).
SPI di Labuhan Batu mendukung perempuan di desa penelitian untuk memengaruhi cari bagaimana kasus kekerasan ditangani dan memberikan dukungan kepada perempuan yang mengalami kekerasan. SPI mendukung perempuan desa mendirikan kelompok SPI di tingkat desa. Serikat perempuan desa tersebut menjadi penggerak advokasi dan dukungan bagi korban kekerasan dalam rumah tangga di desa. SPI di desa penelitian tersebut juga mendirikan Posko Peduli Perempuan untuk menangani kekerasan dalam rumah tangga dan menyediakan rumah aman bagi perempuan untuk mengakses dan memperoleh pelayanan.
Kelompok SPI di desa juga membangun jejaring dengan pemimpin desa, khususnya dengan Ketua BPD guna mengadvokasi dukungan yang lebih luas terhadap inisiatif untuk mengurangi kekerasan dalam rumah tangga, yang akhirnya disokong oleh pemerintah desa serta pemimpin dan kelompok lain yang berpengaruh di desa.

Yasanti bertujuan untuk memberdayakan pekerja rumahan melalui pendidikan dan advokasi dan telah bekerja di Yogyakarta sejak 1982.
Bersama MAMPU, Yasanti mendukung perempuan desa untuk mengorganisir pekerja rumahan ke dalam kelompok Credit Union dan melatih perempuan untuk bernegosiasi dengan pemberi kerja mereka. Hingga akhir 2019, MAMPU telah mendukung dukungan Yasanti untuk pekerja rumahan di 2 provinsi, 4 kabupaten dan 18 desa, bekerja dengan 99 kelompok dan 2.412 perempuan pekerja rumahan.

YABIKU (Yayasan Amnaut Bife “Kuan” bekerja sama dengan perempuan dan mendukung upaya mereka untuk meningkatkan kesadaran gender dan mengurangi kekerasan terhadap perempuan.
YABIKU merupakan mitra sub-nasional FPL (Forum Pengada Layanan) di Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur. Pekerjaan dan dukungan YABIKU dipusatkan pada mengurangi kekerasan terhadap perempuan.
YABIKU, dengan mitranya FPL, mendukung perempuan desa dengan bekerja sama dengan kelompok perempuan desa yang telah lama didirikan, guna meluaskan pemikiran tentang gender, dengan memperbesar dan meragamkan anggota kelompok dan mengadakan kegiatan. YABIKU juga bertujuan untuk menjembatani kesenjangan dalam pelayanan kekerasan dalam rumah tangga dan mengadvokasi pencegahan kekerasan di tingkat desa dan kabupaten.
YKPM
YKPM (Yayasan Pengkajian Pemberdayaan Masyarakat) bekerja di Sulawesi Selatan untuk meningkatkan akses perempuan terhadap program perlindungan sosial.
YKPM merupakan mitra lokal dari KAPAL Perempuan – Lingkaran Pendidikan Alternatif Perempuan).
Di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) di Sulawesi Selatan, YKPM bekerja sama dengan KAPAL Perempuan untuk membantu perempuan desa mendirikan kelompok Sekolah Perempuan. Kelompok tersebut memberdayakan perempuan miskin melalui pendidikan, pengembangan keterampilan dan penguatan kapasitas kepemimpinan. Anggota Sekolah Perempuan yang terdapat di sejumlah desa di Kabupaten Pangkep telah berpartisipasi dalam Musrenbang Perempuan dan memiliki lebih banyak pengaruh pada proses pengambilan keputusan. Pemerintah Kabupaten Pangkep juga sudah menyediakan dana untuk memperbesar dan mereplikasi inisiatif Sekolah Perempuan di desa lainnya.