Audio dan infografik

GIF

Animasi GIF ini menunjukkan peta interaktif dari semua desa penelitian di penjuru nusantara Indonesia. Area berwarna biru mengindikasikan kabupaten di mana desa penelitian terletak. Mengklik area-area ini akan mengaktifkan kotak pop-up yang menyediakan informasi mengenai provinsi, kabupaten, OMS yang aktif di wilayah tersebut, serta deskripsi dan pranala untuk studi kasus dan kisah perjalanan hidup yang terkait. Masuk ke peta interaktif.

Visualisasi ini menggambarkan perjalanan penelitian kami, dari wawancara dan diskusi kelompok terfokus dengan lebih dari 600 orang, mendokumentasi kisah hidup pemimpin perempuan di tingkat akar rumput, mengidentifikasi jalur perubahan yang dibuka oleh perempuan, dan menganalisa bagaimana perempuan desa, dengan dukungan OMS, menggunakan suara dan agensi mereka untuk menghasilkan perubahan positif bagi dirinya, keluarga dan masyarakat mereka. Pembangunan situs daring ini merupakan langkah penting dalam proses ini yang membantu membagi temuan penelitian dengan perempuan di tingkat akar rumput, masyarakat, pembuat kebijakan, akademisi, dan kalangan lainnya di Indonesia, Australia serta negara lainnya.

Podcast

Dengarkan Episode 59 dari Ear to Asia: Empowering women in Indonesia’s villages

Meningkatkan kesejahteraan perempuan perdesaan Indonesia bukanlah perkara yang mudah. Undang-Undang Desa yang akhir-akhir ini disahkan menyediakan peluang unik bagi organisasi masyarakat sipil, pemerintah dan pemimpin di desa untuk memperkuat suara perempuan dalam pembuatan keputusan. Sejumlah peneliti tentang Indonesia, yakni Dr Rachael Diprose dan Dr Amalinda Savirani menelaah berbagai tantangan yang dihadapi oleh perempuan perdesan dan program-program yang dilaksanakan untuk mengatasi tantangan tersebut. Ditampilkan oleh Peter Clarke. Podcast dari Asia Institute.

Video dan Animasi Bernarasi: Tema Penelitian

Memahami advokasi perlindungan sosial di Jawa Timur

Dalam video ini, kami membahas mengenai lintasan perubahan di suatu desa di Jawa Timur di mana, sebelum perluasan upaya dukungan OMS, konteks yang ada cenderung membatasi inklusi gender. Salah satu isu di desa ini adalah tingginya prevalensi pernikahan yang tidak tercatat secara kenegaraan. Dengan dukungan PEKKA, perempuan mendirikan kelompok berbasis masyarakat yang beranggotakan perempuan kepala keluarga, yang dikenal dengan Serikat Pekka. Serikat ini membantu berdirinya KLIK (Klinik Layanan Informasi dan Konsultasi) PEKKA, melalui mana masyarakat desa dibantu untuk mendapatkan dokumen administratif, seperti akta pernikahan dan dokumen identitias. Perempuan desa, dengan dukungan PEKKA, juga melobi dan membantu penyusunan suatu peraturan desa tentang verifikasi pernikahan, yang kemudian berhasil disahkan di tahun 2017.

Memahami advokasi bagi pekerja migran di Nusa Tenggara Barat

Video ini memetakan lintasan perubahan di suatu desa di Nusa Tenggara Barat. Faktor-faktor kontekstual yang terdapat di desa kerap mendorong perempuan untuk mencari pekerjaan di luar desa, termasuk ke luar negeri. Dengan dukungan Migrant CARE dan mitra lokal mereka, yakni Perkumpulan Panca Karsa, perempuan desa melaksanakan survei guna mendokumentasikan isu-isu yang dihadapi oleh pekerja migran. Data yang didapat kemudian digunakan untuk mengadvokasikan hak-hak pekerja migran. Mantan pekerja migran yang kembali ke desa kemudian membentuk Kelompok Pemerhati Pekerja Migran La Tansa untuk mendorong peningkatan keterampilan sebagai alternatif penghidupan dan mendukung upaya memperluas informasi mengenai migrasi aman.

Memahami advokasi kondisi kerja

Video ini menggambarkan lintasan perubahan yang dilalui oleh aksi kolektif perempuan di dua desa di Yogyakarta dan Sumatera Utara. Kedua desa ini menghadapi permasalahan kurangnya pengakuan bagi pekerja rumahan. Pekerja rumahan merupakan bagian dari sektor informal yang mana hak-hak pekerja di sektor ini kurang mendapatkan pengakuan resmi. Perempuan pekerja rumahan juga sering tidak diikutsertakan dalam program-program perlindungan sosial. Walaupun kedua desa ini memiliki konteks kondusifitas yang berbeda bagi Yasanti dan Bitra untuk menjalankan advokasi mereka, kedua desa ini mengalami perubahan dalam hal kebijakan bagi pekerja rumahan. Melalui serikat pekerja rumahan, perempuan desa telah mampu menumbuhkan keterampilan, jaringan, dan pengetahuan mengenai hak-hak pekerja, tak hanya menciptakan perubahan bagi diri mereka sendiri namun juga memperoleh pengakuan resmi dari pemerintah melalui pendaftaran resmi serikat pekerja rumahan yang mereka bangun.

Memahami advokasi kesehatan di Jawa Barat

Video ini memetakan lintasan perubahan di suatu desa di Jawa Barat. Di desa tersebut aksi kolektif perempuan menciptakan perubahan yang positif di sektor gizi dan kesehatan reproduksi perempuan. Perempuan desa, dengan dukungan dari ‘Aisyiyah, membentuk forum perempuan desa, yang dinamakan Balai Sakinah ‘Aisyiyah (BSA). Aksi kolektif perempuan desa secara langsung memengaruhi proses pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan di desa. Perempuan juga membentuk inisiatif dan kelompok lain, misalnya Kelompok Wanita Tani yang merawat Kebun Gizi guna memperbaiki tingkat gizi di desa, menyediakan pelatihan bercocok tanam, dan membantu menciptakan peluang mata pencaharian bagi perempuan miskin di desa.

Diagram Konseptual

Penelitian kami mengidentifikasi tiga jalur perubahan yang saling berinteraksi, yang melalui mana perempuan membawa perubahan dan menggunakan pengaruh mereka. Diagram konseptual ini menggambarkan jalur-jalur ini, begitu juga dengan bentuk-bentuk aksi kolektif, baik yang sudah ada ataupun baru diperkenalkan. Faktor-faktor ini memberikan pemahaman bagaimana beragam jalur yang dijalankan membawa perubahan-perubahan terkait inklusi gender, pemberdayaan perempuan, dan pengaruh terhadap pelaksanaan Undang-Undang Desa.

Poster: Memahami Jalur Perubahan Melalui Aksi Kolektif Perempuan

Gambar Dokumen

Sampul depan Laporan Komparatif

Sampul depan Ringkasan Kebijakan dan Penelitian

Sampul depan Kompendium Kisah Perjalanan Hidup Perempuan

Sampul depan Bunga Rampai Studi Kasus Aksi Kolektif Perempuan

Ilustrasi Temuan Utama

Ringkasan Kebijakan dan Penelitian, hlm. 2.
Gambar 1. Lokasi Penelitian dan Inisiatif Inklusi Gender OMS/Organisasi Massa Perempuan  

Logo Organisasi yang terlibat dalam studi ini

Ringkasan Kebijakan dan Penelitian, hlm. 7. Gambar 4. Pola Aksi Kolektif Perempuan 

Ringkasan Kebijakan dan Penelitian, hlm. 12. Gambar 7. Dampak Pemberdayaan—Memengaruhi Hambatan Konteks 

Analisis Perbandingan, hlm. 126. Gambar 19: Proses Aksi Kolektif Berjejaring, Kasus Desa Penelitian di Labuhan Batu 

Analisis Perbandingan, hlm. 142. Gambar 22: Memperkuat Agensi Perempuan melalui Kegiatan Kelompok 

Analisis Perbandingan, hlm. 172. Gambar 26: Strategi OMS untuk Memengaruhi Lingkungan Kelembagaan melalui Interaksi 

Analisis Perbandingan, hlm. 212. Gambar 33: Kegiatan dan Strategi Utama untuk Meningkatkan Inklusi Gender dan Pemberdayaan Perempuan dalam Konteks yang Sangat Sulit 
Analisis Perbandingan, hlm. 214. Gambar 35: Kegiatan dan Strategi Utama untuk Meningkatkan Inklusi Gender dan Pemberdayaan Perempuan dalam Konteks yang Cukup Sulit 

Analisis Perbandingan, hlm. 217. Gambar 37: Kegiatan dan Strategi Utama untuk Meningkatkan Inklusi Gender dan Pemberdayaan Perempuan dalam Konteks yang Cukup Kondusif 

Foto-foto

Selama penelitian kami, kami mendokumentasikan perempuan, kegiatan mereka, situasi desa penelitian, serta aksi kelompok OMS. Untuk lebih banyak foto, kunjungi Galeri kami.